Facebook LinkedIn Wordpress Tumblr Twitter

Selayang Pandang Data Warehouse (bagian II)

Lanjutan dari artikel sebelumnya.

Arsitektur Data Warehouse
Secara umum, ada tiga macam arsitektur yang sering ada pada data warehouse, yaitu:

  1. Standar
    Pada arsitektur ini, data warehouse langsung mengambil data yang berasal dari berbagai data sumber tanpa adanya tahapan pengumpulan di tempat sementara sebelum masuk ke data warehouse.

    Arsitektur Data Warehouse Standar
  2. Dengan staging area
    Pada arsitektur ini, data warehouse membersihkan dulu data yang berasal dari berbagai data sumber ke suatu tempat penampungan antara (disebut dengan staging) sebelum masuk ke data warehouse. Proses pembersihan ini akan dijelaskan lebih rinci pada proses ETL (akan dibahas pada posting selanjutnya :P ).

    Arsitektur Data Warehouse dengan Staging
  3. Dengan staging area dan beberapa data mart
    Pada arsitektur ini, data warehouse akan dibagi lagi menjadi beberapa upabagian (subset) sesuai dengan tujuan maupun penggunanya (misal: subset penjualan perusahaan, subset pemasaran perusahaan, maupun subset inventaris perusahaan). Upabagian dari data warehouse ini biasa disebut sebagai data mart. Data mart itu sendiri tidak selalu dipadang sebagai sesuatu yang diturunkan dari data warehouse (pendekatan top-down), tapi data mart itu bisa dipandang sebagai komponen penyusun data warehouse (pendekatan bottom-up).

    Arsitektur Data Warehouse dengan Staging dan Data Mart

Catatan:

Hal, yang patut Anda perhatikan adalah bahwa staging itu bisa memiliki beberapa tingkatan (level), jadi data yang dijumlahkan (di-summarize) pada staging bisa memiliki level penjumlahan yang berbeda. Contohnya: staging data transaksi pada data warehouse suatu dealer motor bisa dijumlahkan per transaksi, per pelanggan, atau bisa jadi harian atau bulanan, tergantung dari kebutuhan user terhadap data warehouse.

Bersambung

-KnightDNA-
blog comments powered by Disqus